Wordless Wednesday: Stasiun Kereta Api Sukabumi, Dulu dan Kini

Stasiun Kereta Api Sukabumi,

Dahulu, sekitar tahun 1945 - 1955,

Stasiun Kereta Api Sukabumi sekitar tahun 1945 - 1955 | sumber: FB Perpustakaan Nasional


Kini, tahun 2024,

Stasiun Kereta Api Sukabumi - Saat Ini (2024) | dok. pribadi


Sukabumi, 9 Oktober 2024


Komentar

  1. Bangunan kelihatan masih sama.. Cuma ditambah tulisan "sukabumi" atasnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak. Bangunan masih terjaga dan tetap sama sejak dahulu.
      Ini salah satu bangunan lama yang masih ada di Sukabumi. Yang lain sudah dipugar sehingga hilang jejak ke masa lalu.

      Salam,

      Hapus
  2. Bagus ini Pak. Masih mengekalkan bentuk bangunan lama. Masih terpelihara dan hanya perlu dipulihara saja.
    Saya pernah baca cerita dalam tulisan Jawi waktu kecil. Ada perkataan Sukabumi. Mengisahkan cerita dan tauladan dari Indonesia tetapi terlupa kisahnya.
    Indonesia ini banyak kisah sejarahnya. Saya pernah belajar Sejarah Indonesia tetapi hanya mengingat beberapa nama seperti Pangeran Diponegoro (Raden Mas Ontowiryo) dan Tuanku Imam Bonjol.
    Kalau travel ke Pulau Jawa, saya selalu teringat gambaran suasana jalan raya, rumah kedai, makanan dan kesan-kesan penjajahan era kolonial Belanda seperti yang tertulis dalam novel-vovel karya Pramoedya Ananta Toer.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak itu yang saya suka dari bangunan Stasiun Sukabumi. Masih bangunan lama hingga masih sangat kentara nuansa masa lalunya.
      Rupanya Mbak pernah baca novel-novel karya Pramoedya Ananta Toer ya? Saya di rumah menyimpan novel-vovel Pram. Tentu yang paling dikenal luas adalah 4 novel yang disebut sebagai tetralogi Pulau Buru atau tetralogi Bumi Manusia. Novel-novel yang tebal dan detail.

      Salam,

      Hapus
    2. Ya, saya ada koleksi hasil karya Pramoedya Ananta Toer. Kenal Almarhum sejak saya mengkaji novel Keluarga Gerilya sebagai teks wajib Tingkatan Enam untuk Kertas Bahasa Melayu 2 - Kesusasteraan bagi menduduki Peperiksaan STPM. Sewaktu di universiti saya terjumpa banyak hasil karya beliau, dan saya berusaha untuk membelinya termasuk Bumi Manusia dan rangkaiannya. 2011 saya ke Jakarta dan sempat beli beberapa buah buku lagi termasuk Gadis Pantai. Saya sangat terkesan dengan kisah Gadis Pantai sehingga berulang kali membacanya. Begitu juga Nyanyi Sunyi Seorang Bisu. Sayangnya saya kehilangan sebuah buku Cerita Dari Blora. Kawan pinjam tapi dihilangkan. Sampai sekarang saya masih berazam untuk memiliki kembali buku tersebut. Buku ini pun saya baca berkali-kali!

      Hapus
    3. Wah luar biasa Mbak koleksi karya Pram-nya.
      Koleksi karya Pram di rak buku saya kini hanya tinggal 4 novel tetralogi Bumi Manusia dan Perburuan. Novel-novel lainnya entah pada kemana. Biasanya ada yang pinjam tapi saya lupa siapa yang meminjamnya dan akhirnya tidak kembali.

      Salam,

      Hapus
    4. saya juga banyak koleksi buku dari pram, ingin menjualnya bagi yang pengen
      maklum, rak buku sudah penuh dan tidak muat

      Hapus
    5. Wah rupanya Mas Djangkaru ini pecinta sastra, sampai banyak begitu koleksi karya Pram-nya.
      Jangan dijual Mas. Sayang. Buku lama malah suka lebih bernilai.

      Salam,

      Hapus
  3. Wah…setelah sekian lama, bangunannya masih utuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mbak bangunannya masih utah dan tetap mempertahankan bentuk semula.
      Semoga saja tetap demikian.

      Salam,

      Hapus
  4. Masih terjaga ya pak..masih sama, ,ini nih yang bikin menarik kalo mau ke suatu daerah ada stasiun jadul yang tetep megah..kuno tapi antik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak bangunan stasiun masih terjaga seperti semula meninggalkan kesan kuno yang mempesona. Semoga tetap demikian disaat banyak bangunan-bangunan lama yang kini sudah berubah bentuknya.

      Salam,

      Hapus
  5. Tak banyak perbezaannya... Ini tanda masih menghargai yang asli.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Uncle. Semoga tetap terjaga sesuai aslinya mengingat beberapa bangunan kuno di Sukabumi telah dipugar hingga tak tampak lagi bentuk aslinya.

      Salam,

      Hapus
  6. Terlihat lengang dan sepi, namun menenangkan ya Bapak...Aku suka banget suasana pagi yang hening dan tenang seperti ini...terlebih pemandangannya bangunan kuno tapi tetep aja cantik dipandang mata...ah priceless banget...salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Stasiun ramainya hanya pas jadwal kedatangan dan keberangkatan saja Mbak. Diluar jam itu selalu sepi seperti terlihat pada foto diatas.
      Bangunan stasiun ini masih kuno seperti aslinya sekian tahun lalu. Semoga tidak dipugar dan berganti dengan bangunan yang sama sekali baru.

      Salam,

      Hapus
  7. masih terawat dengan baik
    hebat sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Mas. Semoga tetap terawat dan tetap dalam bentuk aslinya.

      Salam,

      Hapus
  8. memang patut dijaga bangunan lama agar menjadi tatapan generasi akan datang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat, Pak Kie. Disaat banyak bangunan lama dipugar dan hilang bentuk aslinya, bangunan stasiun ini tetap dalam bentuk aslinya, sebagai kenangan ke masa silam yang indah.

      Salam,

      Hapus
  9. Dokumentasi fotonya ciamik dan takjub.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rupanya harus mulai mendokumentasikan bangunan-bangunan lama nih Mas. Siapa tahu suatu saat di masa datang diperlukan.

      Salam,

      Hapus
  10. tiada banyak yg berubah. cuma masa sahaja yang membezakan jarak dan waktu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya benar Mbak. Bangunan stasiun tetap sesuai dengan bangunan lama.

      Salam,

      Hapus
  11. harga tiket pasti banyak berubah kan dari sukabumi ke tmpt2 lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mbak harga tiket kereta banyak mengalami perubahan terutama saat keretanya diperbaharui belakangan ini.

      Salam,

      Hapus
  12. Sayang aku ga kesini kemarin. Ga ngelewatin juga. Bangunannya msh terawat ya mas. Salut sih. 👍👍. Jd penasaran dari jkt ke Sukabumi berapa tiketnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat ini belum ada kereta api regular langsung dari Jakarta ke Sukabumi, Mbak. Yang regular hanya dari Bogor ke Sukabumi. Tiketnya 40.000,- untuk kelas ekonomi, 80.000,- kelas eksekutif.
      Tapi baru-baru ini saya mendapat informasi ada kereta wisata dari Jakarta ke Sukabumi. Hanya saya belum dapat informasi lebih jauh lagi mengenai hal tsb.

      Salam,

      Hapus
  13. dua2 gambar pun cantik...yg lama tu..klasik dan penuh aura sejarah..mengimbau zaman silam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sendiri terpesona dengan foto zaman silam nya Mbak. Walau bangunannya sama, tapi suasana tampak sangat berbeda. Suasana yang syahdu.

      Salam,

      Hapus

Posting Komentar

Terimakasih telah singgah dan membaca tulisan saya. Bila berkenan, silahkan sahabat tinggalkan komentar. Cepat atau lambat saya akan membalas komentarnya dan mengunjungi blog sahabat.

Mohon ma'af komentar yang menyertakan link hidup akan saya hapus.

Keep writing and happy blogging!