Lagu dan Kenangan: You're My Everything

Assalamualaikum wr. wb.

= Posting ini saya tulis untuk mengenang almarhum bapak yang telah meninggal dunia 3 tahun lalu.=

Banyak kenangan bersama bapak yang tetap tersimpan dalam memori saya, namun yang saya sampaikan disini hanya sepenggal kenangan, yang momen kejadiannya hanya berlangsung beberapa menit saja.

Bapak di puncak Jabal Nur, Arab Saudi (1980)
Bapak di puncak Jabal Nur, Arab Saudi (1980)

Begini ceritanya...

Saat itu hari Minggu. Tahun 1980-an. Saya masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Pertama. Hari Minggu pagi biasa diisi dengan kegiatan beres-beres dan bersih-bersih rumah.

Hari Minggu pagi itu kegiatan bapak merapikan buku-buku koleksinya yang tersimpan dalam rak. Buku-buku yang berdebu, bapak bersihkan satu per satu, kemudian disusun ulang pada rak buku. Emak sibuk di dapur, mempersiapkan untuk sarapan pagi. Seringnya emak memasak nasi goreng, atau telor dadar dan nasinya cukup dihangatkan saja. Adik saya yang perempuan membantu emak di dapur. Si bungsu, yang baru berusia 4 tahun, asik dengan mainannya. Saya sendiri bertugas menyapu kotoran-kotoran yang berserakan di lantai.

Biasanya kegiatan aktivitas pagi itu ditemani oleh musik yang mengalun dari radio transistor yang keluarga kami miliki. Saat itulah ketika satu lagu mengalun bapak berkata,

"Kalau mendengar lagu ini, bapak suka ingat waktu kerja di Arab..."

Yang bapak maksud dengan kata "Arab" adalah negara Arab Saudi

"Apa judul lagunya, Pak?", saya bertanya. Penasaran juga dengan lagu itu.

"Judulnya You're My Everything..."

Belakangan saya baru tahu kalau lagu You're My Everything yang sedang mengalun itu dibawakan oleh kelompok musik Santa Esmeralda.

***

Selama 1 tahun, periode antara 1979 - 1980, bapak ditugaskan oleh perusahaan tempatnya bekerja untuk berangkat ke Arab Saudi. Bapak mendapat tugas untuk mengelola proyek instalasi kabel telepon yang menghubungkan 2 kota, yaitu antara Mekah dan Madinah. Disana kantor bapak berlokasi di kota Madinah.

Duh... berat rasanya ditinggal bapak. Praktis di rumah hanya berempat. Emak, saya anak tertua dan 2 adik saya. Awalnya rumah terasa sangat sepi. Akhirnya kami berusaha untuk menyesuaikan diri dengan suasana tanpa kehadiran bapak. Alhamdulillah periode ini dapat dilalui dengan baik sampai kepulangan bapak kembali.

Salah satu yang terasa berat adalah sulitnya berkomunikasi. Komunikasi dilakukan hanya melalui surat-menyurat. Saat itu telepon rumah masih merupakan barang langka sehingga tidak setiap rumah tangga memiliki telepon.

Tak salah bila setiap hari yang dirindukan bunyi kring kring petugas pos pengantar surat. Betapa senangnya menerima sepucuk surat dari bapak. Oh ya, saat itu petugas pos masih menggunakan sepeda untuk mengantar surat ke alamat tujuannya.

Dalam surat itu kadang terselip juga foto-foto bapak. Foto-foto itu ramai-ramai dipandang bersama dengan emak dan adik-adik. Kadang-kadang foto-foto itu diperlihatkan juga kepada saudara-saudara dekat. Cukup begitu saja cara melepas rindu kepada bapak saat itu.

Ini beberapa foto yang bapak selipkan dalam suratnya, diantaranya foto saat bapak berada di puncak Jabal Nur, seperti pada foto diatas.

Dengan foto diambil dari belakang, tampak bapak sedang merenung memandang dari kejauhan kota Mekah dan Mina. Suasana sekitar gunung yang tandus dan berbatu kontras sekali dengan gunung-gunung yang ada di Indonesia yang hijau dengan tanahnya yang subur. Barangkali juga terbersit perasaan haru mengingat keluarganya yang jauh berada di tanah air.

Foto-foto lainnya seperti dibawah ini,

Di Gua Hira
Bapak di Gua Hira

Di puncak Jabal Uhud
Bapak di puncak Jabal Uhud

Di Padang Arafah
Bapak di Padang Arafah. (Bapak no. 3 dari kiri)

Di kantor, Madinah
Bapak di kantor, Madinah

Diatas saya sampaikan bahwa komunikasi hanya terjalin melalui surat-menyurat. Dari surat-surat yang saya terima, saya ambil perangkonya, karena saat itu saya suka mengumpulkan perangko. Kemudian perangko-perangko tersebut saya simpan dan susun rapi pada album perangko.

Album perangko tersebut masih terjaga dengan baik hingga kini. Ini contoh beberapa perangko yang telah berjasa membawa surat dari bapak di Madinah sampai ke rumah di Sukabumi.

Koleksi perangko dari surat yang bapak kirim
Koleksi perangko dari surat yang bapak kirim

Foto terakhir bapak yaitu foto pada bulan Januari 2021 saat acara pertemuan keluarga yang berlangsung di rumah saya.

Ini foto bapak dan emak bersama keponakan-keponakan usai acara pertemuan keluarga.

Bapak dan emak bersama keponakan-keponakan
Bapak dan emak bersama keponakan-keponakan - Januari 2021

Kini bapak hanya tinggal kenangan. Bapak meninggal pada 23 Februari 2021 dalam usia 81 tahun.

Semoga kini bapak berbahagia disisiNYA. 

***

Sampai saat ini, kalau mendengar lagu You're My Everything pikiran saya suka terbawa menerawang ke masa lalu, teringat kepada bapak yang kini sudah tiada.

Terakhir saya mengajak pembaca tulisan ini untuk menyimak lagu You're My Everything dari Santa Esmeralda.


Sukabumi, 26 Februari 2024

Komentar

  1. Innalillahi wa inna ilai rajiun, Insya Allah beliau orang sholeh,... saya ditinggal Almarhum Ayah tahun 2007 dan Ibu 2022, sayang sekali sangat sedikit dokumentasi foto-foto beliau.. ti palihmana Sukabumina kang, abdi ge Sukabumi, parakansalak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin YRA.
      Sayang sekali dokumentasi dari alm ayah dan ibunya sangat sedikit ya Kang.
      Alhamdulillah tepang sareng blogger Sukabumi. Abdi di Cisaat, Kang.

      Salam,

      Hapus
    2. Abdi oge aslina cisaan Kang.. janten Prancis heheh.... mung ti yuswa 3 taun di Parakansalak

      Hapus
    3. Oh kitu Kang... Atuh sa-Prancis nya...hehehe

      Salam,

      Hapus
  2. Semoga arwah bapak tenang di sisiNya ya pak....wah ternyata ayahnya dapat tugas di Arab Saudi, cukup sulit juga ya komunikasi waktu itu, saya juga pernah koq pak ngalamin surat menyurat saat alat komunikasi belom ada, foto" almarhum bapak di Arab Saudi itu juga sempat melakukan ibadah haji ya pak?saya juga masih menyimpan foto"Almarhum bapak dan ibu saya...saya juga tau lagu ini, soalnya sering dengerin di radio kalo ada penyiar yang muterin lagu jadul.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin YRA.
      Iya bapak 1 tahun di Arab. Bapak sempat melaksanakan ibadah haji.
      Komunikasi saat itu tidak seperti saat ini Mbak. Hanya via surat-menyurat saja.

      Sepertinya memang lagu itu masih suka diputar di radio, terutama dalam acara memori begitu.

      Salam,

      Hapus
  3. Membelek koleksi setem (perangko) itu saja tentunya akan terbayang surat-surat kiriman dari bapak. Memori manis untuk dikenang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak melihat perangko terbayang surat-surat yang bapak kirim. Hanya sayangnya tak ada satupun surat yang masih tersimpan.

      Salam,

      Hapus
  4. Masya Allah, kalau dilihat dari foto beliau masih tampak segar bugar di usia 80an kala itu. Semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekilas dari foto memang terlihat masih bugar di usia 80-an itu Mbak. Tapi saat itu bapak sudah sering pingsan walau gak lama.
      Aamin YRA terima kasih doa nya Mbak.

      Salam,

      Hapus
  5. Sayu saya baca entri Pak Asa kali ni. Semoga roh arwah bapa Pak Asa di tempatkan di kalangan orang beriman. Aminn...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin YRA. Terima kasih atas doanya Mbak.

      Salam,

      Hapus
  6. Ayahnya om asa sungguh beruntung karena diberi umur panjang dan bisa melihat anak-anak dan cucunya tumbuh dewasa. Bahkan di usia senjanya masih terlihat sehat dan ikut berkumpul dengan anggota keluarga lainnya.

    Lagu bisa jadi sebuah pengingat dalam sebuah momen tertentu. Lagu akan bertahan lama dengan segala kenangan dan momen yang telah dilewati.

    koleksi perangkonya luar biasa om. Aku juga suka berkirim kartupos yang ditempeli perangko om.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mas bapak saya panjang usianya, jadi sempat juga melihati cucu-cucunya mulai mandiri, dan masih sempat juga menghadiri acara-acara keluarga.

      Tentang lagu, yang benar Mas. Lagu yang didalamnya tersimpan kenangan akan menjadi pengingat saat kita mendengarkannya kembali.

      Sayang Mas hobi koleksi perangkonya ga berkembang. Hanya saat saya pelajar SMP saja saya lakukan. Sesudah di SMA, blas gak pernah koleksi lagi.

      Salam,

      Hapus
  7. Tahun 80an arwah bapak sudah kerja di arab saudi, walaupun rindu di tinggalkan tapi mesti banyak kenangan tu kan Pak. Gambar ini la pengubat rindu kan Pak, perangko itu setem ya. Masih cantik lagi semua dalam simpanan ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak, tahun 1979 -1980 bapak saya kerja di Arab Saudi. Berat rasanya ditinggal, tapi sekarang tetap menjadi kenangan indah saat mengingatnya kembali.
      Iya betul "perangko" (bahasa Indonesia) = "setem" (bahasa Malaysia). Alhamdulillah koleksinya masih tersimpan baik Mbak.

      Salam,

      Hapus
  8. Masih cantik gambar-gambar tersebut.
    Setemnya pun sama, saya pernah juga simpan setem waktu zaman remaja purba dulu tapi sekadar simpan, tidaklah dijaga sebaik mana; Selain itu, saya suka simpan sampul surat hotel. Pantang boss2 pergi site visit, mesti saya minta. Tak kisahlah hotel apa pun, janji saya dapat sampulnya waktu itu.

    Al-Fatihah buat arwah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beberapa foto sudah pudar dan mengelupas Mbak, seperti foto waktu bapak di puncak Jabal Nur, rusak permukaannya.
      Mbak rupanya suka juga ya koleksi perangko, sayang sekali tidak dijaga dengan baik. Unik juga Mbak suka koleksi sampul surat hotel-hotel. Masih kah tersimpan?

      Aamiin YRA. Terima kasih atas Al Fatihah nya Mbak.

      Salam,

      Hapus
  9. Terasa sayu pula apabila mendengarkan lagu ini. Pasti Pak Asa sentiasa teringatkan kenangan bersama arwah bapak apabila mendengarkan lagu ini.
    Bagusnya punya hobi mrngumpul perangko. Mungkin sedikit masa lagi ia punya nilaian yang besar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak kalau mendengar lagu ini ada perasaan sedih juga terkenang bapak. Rasanya baru kemarin mendengarkan lagu itu sambil bapak bercerita, rupanya sudah sekian puluh tahun lalu.
      Sayang Mbak hobi koleksi perangko saya tak berlanjut, jadi hanya ada 1 album saja yang diisi dengan perangko-perangko tahun 70 - 80'an.

      Salam,

      Hapus
  10. this entry is so beautiful ! reminded me of my nona (grandma) yang selalu juga ke arab. arab is like a second home to her.. and the way you used to communicate with your father just with the letters is so precious and timeless ! semoga arwah ditempatkan di kalangan orang-orang yang beriman aamiin.. i love the song so much ! your father surely got taste!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mbak... Oh neneknya sering sekali ke arab. Apakah nenek orang arab atau melaksanakan ibadah umroh?
      Iya Mbak hanya melalui surat cara komunikasi saat itu. Namun sayang tidak ada satu surat pun yang tersimpan, hanya perangko saja yang kini masih ada.

      Aamiin YRA. Terima kasih Mbak atas doanya untuk bapak.

      Salam,

      Hapus
    2. my pleasure !! nona selalu ke arab atas urusan kerja dan umrah juga. bulan ramadhan tahun ini nona akan berangkat lagi ke arab. jadinya tahun ni tidak bisa berpuasa dan raya bareng sama nona di malaysia.

      komunikasi melalui surat lebih puitis dan bermakna ! you can keep it forever and the memories remain there forever ! <3

      Hapus
    3. Semoga perjalanan dan semua urusan nona di arab berjalan lancar ya Mbak.
      Jadi puasa ini sampai dengan hari raya nona di arab, pulang kembali ke Malaysia setelah Iedul Fitri ya.

      Salam,

      Hapus
  11. sedihnya kan.. kenangan bersama bapak.. semoga arwak bapaknya tuan dan arwah semuanya ditempatkan di kalangan insan terpuji... ameeennnnnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, terasa haru...
      Aamiin YRA. Terima kasih doanya untuk bapak.

      Salam,

      Hapus
  12. MasyaAllah,kenangan sama Bapak emang tak pernah terlupakan ya.sayapun demikian, walau bapak saya udah meninggal tahun 2001 kala saya masih blm nikah,aplg adek2 juga msh sekolah semua.semoga yang mendahului kita ditempatkan di surga-Nya.aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak banyak kenangan bersama bapak yang tetap diingat, seperti yang juga Mak rasakan. Ini hanya salah satunya kenangan saja.
      Semoga yang telah tiada kini berbahagia di sisiNYA. Aamiin YRA.

      Salam,

      Hapus
  13. Foto-fotonya masih bagus dan terawat, pak. Luar biasa. Kenangan pada bapak terhubung erat dengan lagu lawas ini ya. Pernah dengar lagu ini di kompilasi lagu-lagu lama. Lumayan familiar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beberapa foto sudah rusak mengelupas lapisan paling luarnya Mbak. Seperti foto paling atas, itu di beberapa bagian sudah mengelupas, sehingga bangunan-bangunan di kota Mekah dan Mina sudah tak jelas lagi.
      Iya ini lagu lawas sekali, tapi ternyata cukup familiar juga bagi Mbak.

      Salam,

      Hapus
  14. Wah, perasaan tampilan blognya berubah ya Pak Asa?
    Terkadang memang ada saja beberapa lagu yg mengingatkan kita pada org tua. Bapak saya juga sama memiliki lagu favorit. Sampai saat ini, kalo saya inget bapak, saya juga suka muter lagu itu.

    Bapaknya kerja di Madinah ya Pak? Saya juga punya hobi koleksi perangko Pak, dan koleksi uang kuno. Tp ya gitu, gak diterusin :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya template blog saya ubah nih Kang.
      Ternyata sama ya ada lagu yang mengingatkan kepada bapaknya. Kenangannya tersimpan dala lagu itu ya Kang.
      Wah suka koleksi perangko dan uang kuno? Tapi sama hobi nya ga berlanjut juga ya...

      Salam,

      Hapus
  15. Bapaknya ganteng. Mungkin kalau masih ada, beliau seusia suami saya. Sekarang doi udah 73 tahun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ganteng ya Mbak?
      Suami Mbak sekarang sudah 73 tahun? Semoga sehat selalu ya Mbak.

      Salam,

      Hapus
  16. untung bapaknya..
    sambil bekerja dapat mengerjakan haji
    bukan semua orang dapat peluang sebegitu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak, selama 1 tahun bapak di Arab berkesempatan melaksanakan ibadah haji.
      Selain itu juga banyak explore ke berbagai daerah yang bersejarah.

      Salam,

      Hapus
    2. salute juga kepada majikannya kerana memberi keizinan kepada allahyarham untuk mengerjakan ibadah haji...
      umrah pun dapat dilaksanakan juga ke?

      Hapus
    3. Iya Mbak berkesempatan juga umrah.
      Alhamdulillah.

      Salam,

      Hapus
  17. surat-surat bapak tu tak ada yang simpan ke?

    yalah...dulu dulu
    bila dapa stamp dari luar negara
    kita jadi teruja
    sebab cantik-cantik belaka stamp ni
    ada kala dapat yang bersaiz besar
    hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayang sekali Mbak tak ada satu suratpun yang tersimpan...
      Hanya perangkonya saja yang masih tersimpan di stamp album.

      Salam,

      Hapus
    2. alaa sayangnyaaa...
      tapi saya faham...
      kalau buku-buku lama pun boleh hilang
      apatah lagi surat yang mengandungi sekeping dua kertas itu...

      Hapus
    3. Iya Mbak sayang sekali.
      Padahal kalau tersimpan, itu akan menjadi dokumentasi keluarga yang berharga.

      Salam,

      Hapus
  18. you're my everything
    the sun that shines above you makes the bluebird sing
    the stars that twinkle way up in the sky
    tell me I'm in love

    hahaha... menyanyi sekejap...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah...rupanya Mbak pandai bernyanyi ya.
      Boleh dilanjutkan menyanyi nya Mbak...

      Salam,

      Hapus
    2. hahaha
      menyanyi dalam kamar mandi mas
      itu bisa diatur
      hahaha

      Hapus
    3. Ah jadi penasaran mendengarkan Mbak bernyanyi, dengan karaoke, misalnya.

      Salam,

      Hapus
  19. Alfatehah untuk bapaknya, mas. Saya juga baru 2 tahun ditinggal Bapak, setelah Ibu 1 tahun sebelumnya dipanggil lebih dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh demikian Mas.
      Al Fatihah juga untuk alm Bapak dan Ibunya Mas.

      Salam,

      Hapus
  20. Pasti memori tersebut sukar untuk dilupakan....dan lagu tersebut juga sangat menarik untuk dihayati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenangan yang tetap tersimpan dalam ingatan, Mas.
      Lagu itu sangat merdu dengan lirik nya yang romantis.

      Salam,

      Hapus
  21. Tahun 1980an memang biasanya surat menyurat ya pak, soalnya telepon umum masih sangat mahal. Biasanya sampainya 3 bulan.

    Ada sih pesan yang lebih cepat yaitu telegram, tapi mahal, biayanya per huruf.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas tahun 1980-an hanya surat yang jadi andalan. Pengalaman saat itu surat dari bapak di Madinah sampai Sukabumi paling cepat sekitar 1 minggu-an.

      Telepon masih barang langka, kalau mau nelpon harus ke kantor telkom. Daftar dulu, tunggu lama, kalau sudah nyambung kita masuk ke box telpon baru bicara. Kalau telegram gak pernah keluarga gunakan.

      Salam,

      Hapus
    2. Oh cepat juga ya seminggu sudah datang, aku pernah kirim surat dari Tegal ke Jakarta sampainya sebulan. Apa mungkin perangko pengaruh ya, soalnya pakai perangko yang murah.

      Hapus
    3. Kalau saya ingat-ingat kalau mau kirim surat saat itu, kita bawa surat ke loket kantor pos. Biasanya petugas pos tanya, kirim biasa atau kilat. Biasa dan Kilat biasanya harga perangkonya berbeda. Kilat lebih mahal, infonya 3 hari sampai. Belakangan ada juga layanan "kilat tercatat". Kalau yang ini, surat kita ditimbang dahulu, baru disampaikan besar biayanya. Tapi kalau "kilat khusus" kita hanya bayar dan nanti dikasih resi, jadi gak pake harus melalui beli perangko.

      Kasus Mas yang kirim surat dari Tegal ke Jakarta sampai 1 bulan itu sepertinya menggunakan perangko untuk tarif biasa.

      Salam,

      Hapus
  22. Alfatihah untuk bapaknya.

    Tahun 1980 aku belum lahir. Ternyata jaman itu pakai surat menyurat ya. Pasti banyak koleksi perangko nya.😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah Mas Eko berarti masih muda ya.
      Iya Mas tahun 80-an itu surat menyurat menjadi andalan untuk berkomunikasi. Koleksi perangko ga banyak juga Mas karena tidak berlanjut.

      Terima kasih doa-nya untuk alm bapak.

      Salam,

      Hapus
  23. Sayu betul dengar lagu ini....
    Al-Fatihah untuk almarhum bapaknya.
    Salam perkenalan dan kunjungan balas dari Malaysia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih doa-nya untuk bapak, Mbak.
      Terima kasih juga atas kunjungan baliknya.

      Salam,

      Hapus
  24. Amin.. semoga bahagia di sisi-NYA 👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin YRA.
      Terima kasih do'a nya untuk bapak, Mas.

      Salam,

      Hapus
  25. Kalau boleh mengatakan wajah bapak mirip dengan ayahanda....☺👍

    cerita yang sendu...ketika mengingat kenangan kenangan dengan masa masa kecil selalu memiliki porsi yang indah untuk dikisahkan...aku paling senang emang baca dan nulis cerita masa kecil...

    Turut mendoakan semoga Alm Ayahnya Pak Asa mendapat tempat terbaik di sisi Alloh SWT...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedikir agak mirik, Mbak. Tapi kata orang-orang saya lebih ada kemiripin ke emak.
      Banyak penggalan masa kecil yang tetap manis untuk dikenang ya Mbak.
      Terima kasih atas do'anya untuk bapak.

      Salam,

      Hapus
  26. tetiba sayu saya membaca entri ini bila mengenangkan bapa saya yang meninggal dunia pd Okt 2021 pd usia 80 thn. cuma bapa saya cuma seorang petani semasa hayatnya bekerja keras di sawah padi untuk mencari rezeki...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rupanya bapaknya Pak Kie seusia dengan bapak saya ya.
      Kalau di keluarga saya kakek saya seorang petani, tinggal di daerah pejampangngan sekitar 40-an km dari Sukabumi.
      Al Fatihah untuk bapaknya Pak Kie.

      Salam,

      Hapus
  27. Waalaikumussalam.
    Coretan Mas yang ini sangat mengusik perasaan. Kenangan bersama bapa sudah semestinya merupakan momen indah yang tak mungkin terlupakan. Ya, dulu-dulu memang alat komunikasi paling praktis sudah tentunya melalui surat-menyurat. Kalaulah surat-surat itu masih ada, bolehlah dijadikan ubat rindu. Apakan daya, kenangan itu telah berlalu dibawa waktu namun ia tetap akan kekal dalam ingatan sepanjang hayat.
    Arwah bapa saya meninggal dunia pada 26 Februari 2002, hari kedua sambutan Aidil Adha dalam usia 82 tahun. Sudah 22 tahun berlalu. Apabila terkenang semula, memang remuk rasanya hati sebab arwah pergi 3 jam setelah saya meninggalkan rumah dan dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Sabah.
    You're My Everthing merupakan salah satu lagu kegemaran saya. Saya selalu mendengarnya melalui siaran radio FM Stereo yang ke udara setiap malam dari pukul 9-12 tengah malam, zaman saya menjadi mahasiswi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah rupanya lagu You're My Everything ini salah satu lagu kegemaran Mbak juga. Memang lagunya enak didengar dan syairnya sangat indah.

      Saya terharu membaca cerita Mbak tentang bagaimana arwah bapak meninggal setelah 3 jam Mbak meninggalkan rumah. Tak terbayangkan betapa sedih dan pilu hati Mbak.

      Al Fatihah untuk arwah bapaknya Mbak.

      Salam,

      Hapus
  28. Oalaaah aku tahu lagu ini mas. Ini kayaknya udah banyak dinyanyiin ama bbrp penyanyi kan yaa. Alfatihah untuk bapak.

    Kebayang sih selalu menunggu surat2 yg datang. Saluuut perangkonya masih mas simpan. Aku dulu juga koleksi perangko. Tapi udah hilang smua 🤣🤣

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih telah singgah dan membaca tulisan saya. Bila berkenan, silahkan sahabat tinggalkan komentar. Cepat atau lambat saya akan membalas komentarnya dan mengunjungi blog sahabat.

Mohon ma'af komentar yang menyertakan link hidup akan saya hapus.