Mangga Podang

Berbagai buah yang disuguhkan

Suguhan utama bila kita bertamu ke rumah sanak-saudara ataupun tetangga di desa-desa di Ponorogo adalah kopi hitam. Itu kesimpulan sederhana saya setelah selama satu minggu saya tinggal disana.

Tapi harap dicatat, kopi hitamnya bukan yang berasal dari bubuk kopi hitam yang biasa dibeli dari warung-warung, tapi berasal dari biji kopi hitam yang mereka giling sendiri. Kadang mereka giling sampai halus, kadang juga masih menyisakan serbuk-serbuk kopi yang masih agak kasar. Lalu diberi gula - gula pasir atau gula aren - secukupnya, selanjutnya diseduh dengan air panas. Ternyata racikan kopi hitam demikian lebih mantap rasanya.

Selain kopi hitam, suguhan lain yang disajikan kepada tamu yang datang adalah buah-buahan. Rupanya saat kering begini, disana sedang subur panen buah-buahan. Sebut saja durian, alpokat, pisang, buah naga....

Memang tidak setiap jenis buah mereka tanam sendiri, seringnya mereka saling berbagi buah. Misal rumah tangga A panen buah naga, mereka kirim ke rumah tangga B. Sebagai balasannya rumah tangga B misalnya mengirim pisang hasil panennya ke rumah tangga A. Ah, betapa indahnya berbagi...

Dan inilah buah-buahan yang disuguhkan ketika saya berkunjung ke rumah Mbah Kakung; kakeknya menantu, atau kakek buyutnya cucu saya.

Ada beberapa jenis buah yang disajikan, tapi saya tertarik dengan buah berwarna kuning kemerahan, pada bagian tertentu ada warna hijau muda tipis. Ukuran buahnya kecil-kecil, yang paling besar hanya sekepalan tangan.

Setelah bertanya kepada Mbah Kakung, ternyata itu adalah buah "mangga podang"...

Inilah "mangga podang"

Seumur hidup baru kali ini saya tahu mangga podang. Saya penasaran dengan rasanya. Saya kupas, dan dituang dalam piring. Satu demi satu kupasannya saya kunyah dan rasakan kenikmatan yang terkandung didalamnya.

Kupasan mangga podang siap disantap

Kesan saya saat mengunyah mangga podang... Tekstur mangga podang ini berserat. Banyak mengandung air. Sepertinya kalau di jus dan ditambah es menjadi pelepas dahaga yang nikmat di siang hari. Rasa manisnya luar biasa. Saya merasakan ada aroma dan rasa yang khas dan unik dari mangga podang dibanding jenis mangga lainnya. Agak sulit menggambarkan dengan kata-kata.

Menurut penuturan Mbah Kakung, mangga podang ini sangat mudah ditanam dan tidak memerlukan perawatan yang khusus. Tak heran bila pohon mangga podang ini banyak saya temukan pada beberapa halaman rumah tetangga disini.

Pohon mangga podang agak tinggi, sehingga untuk memetiknya kita perlu memanjat pohonnya atau memetiknya dengan bantuan bambu yang panjang.

Memetik mangga podang dengan bantuan bambu yang panjang

Apakah teman-teman pernah memakan mangga podang? Menurut teman-teman bagaimana rasa mangga podang ini dibanding jenis mangga yang lain?

Dalam perjalanan pulang Ponorogo - Sukabumi, 25 Desember 2023


Komentar

  1. Itu kalo masih muda asemnya melebihi buah asam jawa ataupun buah belimbing wuluh yg biasa dibuat campuran masakan, misalnya sayur asem ataupun garang asem dan masakan lainnya pak. Tapi bila sudah tua dan mateng, manisnya jauh lebih manis dibandingkan dengan mangga yg lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membaca komentar Bapak saya jadi nyesel kenapa kemarin saya ga mencoba mangga podang yang masih hijau, padahal tinggal metik saja di belakang rumah Mbah Kakung.
      Kalau yang matang memang manis luar biasa, Pak. Demikian yang saya rasakan saat mencicipinya.

      Salam,

      Hapus
  2. Berbagi buah hasilnya semua dapat merasa.
    Cantik warna oren mangga tu samada kulit atau isinya.
    Kalau saya lebih gemar makan mangga begitu sahaja dari dibuat jus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah rupanya kebiasaan masyarakat disana Mbak, saling berbagi.
      Memang lebih mudah mangga itu dimakan begitu saja. Agak repot juga kalau harus dibuat jus dahulu. Saya juga seringnya makan mangga tanpa dibuat jus.

      Salam,

      Hapus
  3. mantap bgt buah2an ya pak>buah naga juga seger...mangga podang ini juga ada di daerah saya, cuman saya lupa nih nama lokalnya disini hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seger seger buah-buahan yang disuguhkan Mbak Kakung ini Mbak.
      Rupanya ada juga mangga podang di daerah Mbak ya? Tapi punya nama lain?

      Salam,

      Hapus
  4. Maaf bertanya, kalau Pak Asa ini dah ada cucu berapa la usianya ya? saya ingatkan baya-baya saya je. Seronoknya dapat menikmati pelbagai jenis buah-buahan yang di beria jiran tetangga tak perlu di beli di pasar. Mangga atau pelam memang ada pelbagai jenis, di Malaysia kalau tengah musim memang murah meriah betul boleh dibeli, kalau paling murah RM10 dapat 3 kg atau 4 kg, memang sangat murah bila musim banyak mangga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cucu saya usianya baru 8 bulan, Mbak.
      Masyarakat disana masih punya kebiasaan untuk saling berbagi, jadi bisa menikmati buah yang tidak ditanam sendiri.
      Sama Mbak, disini harga mangga akan murah bila musimnya tiba. Kisaran harga normal antara Rp 20.000 - Rp 30.000 per kg. Bila sedang musim harga akan lebih rendah.

      Salam,

      Hapus
    2. kalau di kampung sama je caranya, saling berbagi semasam jiran, cuma di bandar ni agak payah nak menanam buah disebabkan tiada tanah. Kalau balik ke kampung baru la dapat bawak buah tangan dari kampung untuk dibagi dgn jiran2

      Hapus
    3. Kehidupan di desa sama dengan disini ya Mbak. Betul kalau di daerah kota lahan sudah sempit, sehingga susah untuk menanam pohon.
      Dan dibekali banyak buah tangan dari desa, sebagian untuk dibagikan dengan tetangga dekat.

      Salam,

      Hapus
  5. Saya dirumah nanam mangga arum manis,kalau mangga podang blm pernah sih. Bisa dicoba kalau jalan2 ke ponorogo,btw di sini jg lagi musim durian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren Mas ada pohon mangga arum manis di halaman rumahnya.
      Coba tanam mangga podang Mas. Katanya pohonnya ga rewel dan ga perlu perawatan khusus.

      Salam,

      Hapus
  6. kopi hitam..enak tu..
    buah2 nya pun..nampak segar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kopi hitam dengan biji kopinya digiling sendiri memang lebih enak, Mbak.
      Buah-buah yang disajikan memang masih segar...

      Salam,

      Hapus
  7. sedap itu mangga, mesti manis kan. suka tgk penduduk di indonesia rajin tanam kopi dan buat sendiri kopi di rumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak mangganya manis sekali.
      Orang-orang di desa ini memang rajin bertanam, termasuk kopi. Kopi jadi minuman harian mereka.

      Salam,

      Hapus
  8. segar-bugar ya buahnya pak asa.. begitulah kita hidup berjiran.. kalau ada rezeki lebih mmg suka berbagi sama jiran-jiran.. apatah lg di kampung hasil tanamannya byk boleh dikongsi sama jiran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih segar buah-buah yang disajikan ini Mbak.

      Memang demikianlah kehidupan bertetangga rata-rata di desa. Tapi diperkotaan kehidupan bertetangga sudah mulai luntur. Sering saya perhatikan mereka tidak saling mengenal lagi dengan tetangga. Terutama mereka yang tinggal di perumahan-perumahan.

      Salam,

      Hapus
  9. Uncle ni peminat kopi... tapi tak pernah cuba kopi Ponorogo...
    Kopi Aceh pernah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah sama Uncle, saya penikmat kopi juga.
      Kopi Aceh memang khas. Sering juga saya meminumnya.

      Salam,

      Hapus
  10. Sering denger namanya aja pak,tapi belom pernah coba, apa mirip seperti mangga pada umumnya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada perbedaan di rasanya yang khas, Mbak. Setiap jenis mangga memang punya aroma dan rasa yang khas yang agak sulit untuk disampaikan dengan kata-kata.

      Salam,

      Hapus
  11. Kalo lihat bentuknya, ini mirip Ama mangga Toba, yg banyak tumbuh di daerah Toba dan Samosir Tapanuli Sumatera utara mas.

    Karena saya orang sana, jadi tiap mudik, dan kalk kebetulan musim, pasti beli mangga Toba.

    Bentuknya kecil, sekepalan tangan juga, kuning oren, tapi makannya ga usah dikupas. Cukup digigit langsung aja, trus hisap2 sampe sarinya habis. Krn kulitnya ga keras.

    Ga tau deh apa mangga Podang ini mirip dengan mangga Toba atau ga. Bisa dimakan langsung tanpa kupas ? Kalo bisa, berarti sama. Krn bentuknya persiiis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya mirip dengan mangga Toba seperti yang Mbak bilang.

      Tapi mangga podang ini harus dikupas, kulitnya agak keras. Tapi karena banyak airnya katanya bisa dimakan dengan cara berbeda. Katanya mangga nya ga dikupas, tapi mangga nya dipukuk-pukul hingga benar-benar lembek. Terus kulit mangga nya di kasih bolong sedikit, terus dihisap dari bolongan itu.

      Salam,

      Hapus
  12. Mantaaap .... Buat saya, buah yang ada asam2 manisnya, adalah buah favorit saya. Tak peduli apakah itu mangga odang atau mangga biasa. Hehe ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah iya mantap, Mbak. Apapun jenis mangga nya saya juga suka...

      Salam,

      Hapus
  13. mangga ni boleh dimakan dengan pelbagai cara. Jika yg masak boleh dibuat pulut mangga. Jika yg putik boleh dibuat jeruk aje...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mas. Berbagai cara untuk menikmati buah mangga, sesuai selera masing-masing.

      Salam,

      Hapus
  14. kecurrrrrr air liur saya
    membayangkan makan mangga ini dicicah dengan asam boi
    waduhhhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmm...sangat mengundang ya Mbak dengan melihat fotonya saja.
      Memang mangga ini manis sekali rasanya.

      Salam,

      Hapus
  15. bersih betul kulit mangga ni
    selalunya mangga akan ada titik titik hitam di kulitya
    tapi yang ni....bersih!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bersih mulus memang kulitnya Mbak.
      Rata-rata seperti demikian rupa mangga ini.

      Salam,

      Hapus
  16. Balasan
    1. Iya Mas menggiurkan... Manis sekali rasanya...

      Salam,

      Hapus
  17. Saya tidak pernah makan mangga podang. Ya, mangga ini ada beberapa jenis. Di Malaysia saja, ada mangga harum manis, mangga epal (kecil saja, sebesar tapak tangan), mangga kuinin dan sebagainya. Saya gemar makan mangga yang sudah masak ranum. Kalau yang masih muda, masam, tak boleh makan sebab gigi sensitif. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang Mbak banyak jenis mangga, demikian juga disini. Khusus mangga podang ini saya baru kali ini menikmatinya.
      Kalau saya kadang-kadang makan mangga yang masih muda tapi dibuat uleg atau di petis dulu.

      Salam,

      Hapus
  18. Rasa pernah makan mangga pondang ini....tapi nama saja yang bebza..apa-apa buah memang sedap untuk dimakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh jadi berbeda nama, padahal mangga podang juga ya Mas.
      Buah-buahan memang enak dan bermanfaat bagi kesehatan kita.

      Salam,

      Hapus

  19. Nikmat banget tuh pak, kalau sajiannya kopi hitam yang digiling sendiri bukan kopi sachetan. rasa kopinya jelas lebih berasa kopi, bukan kopi sachetan yang lebih dominan gula.

    Btw, saya belum pernah nyobain mangga podang, disini lebih banyak mangga arumanis sama boneka😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat Mas, kopi yang digiling sendiri memang lebih nendang cita rasa kopinya dibanding kopi sachetan.

      Mas nyebut mangga arumanis, rasanya sudah lama saya tak memakannya. Nanti nyari di pasar atau di super market.

      Salam,

      Hapus
  20. Warna nya cantik sangat..
    Kalau saya, tak kisah jenis apa pun mangganya pasti saya suka..
    Tambah kalau masak ranum begini.. Laju je makannya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama Mbak, segala jenis mangga saya juga suka.
      Yang ini rasa manisnya khas, berbeda dengan mangga jenis lainnya.

      Salam,

      Hapus
  21. Saya suka bau kopi tapi bukan penggemar tegar kopi.
    Kalau di sini, bila tiba musim buah-buahan, bila ada lambakan buah, harga akan jadi murah betul. Makan sampai kenyang jawabnya.

    Di rumah kami, jiran sebelah rumah ada pokok mangga dan tiap kali berbuah lebat, puas hati kami pun dapat makan bersama.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih telah singgah dan membaca tulisan saya. Bila berkenan, silahkan sahabat tinggalkan komentar. Cepat atau lambat saya akan membalas komentarnya dan mengunjungi blog sahabat.

Mohon ma'af komentar yang menyertakan link hidup akan saya hapus.

Keep writing and happy blogging!