Berkunjung ke Ponorogo

Kereta Argo Semeru sudah siap

Hari Minggu pagi, 17 Desember 2023, saya dan keluarga memulai perjalanan cukup jauh menuju Ponorogo. Perjalanan yang sudah direncanakan sejak beberapa bulan lalu ini bertujuan untuk mengunjungi dan bersilaturahmi kepada keluarga besar dari menantu; istrinya anak saya.

Selain itu tentunya juga memperkenalkan cucu yang kini sudah berusia 8 bulan kepada keluarga besar disana. Katanya mereka disana sudah sangat kangen karena selama ini hanya dapat memandang dan mengajak bercanda cucu lewat jendela handphone saja.

Perjalanan menuju Ponorogo akan dimulai dengan naik kereta dari Stasiun Gambir sampai Madiun, dengan jarak sekitar 640 km. Di Stasiun Madiun rencananya keluarga dari Ponorogo akan menjemput untuk kemudian berkendaraan bersama menuju desa dimana keluarga besar besan tinggal.

Keluarga besar besan tinggal di Ponorogo tepatnya di Desa Jurug, Kecamatan Sooko. Masih cukup jauh jarak dari Madiun untuk sampai kesana, kurang lebih sekitar 50 km.

Dan, berikut cerita perjalanan menuju Ponorogo...

***

Pagi sekali kami sudah tiba di Stasiun Gambir. Walau keberangkatan kereta masih agak lama, tapi tidak apa sampai kepagian disini. Untuk berjaga-jaga saja mengingat jarak dari rumah anak saya ke Gambir cukup jauh dan khawatir terjadi kemacetan lalu-lintas.

Kami akan menumpang Kereta Argo Semeru menuju Madiun. Rencananya kereta akan berangkat pada jam 06.20, lama perjalanan selama 8 jam 20 menit, akan sampai di Stasiun Madiun pada jam 14.45. Demikian seperti tertulis pada tiket kereta.

Beberapa menit menjelang keberangkatan, Kereta Argo Semeru sudah stand by di area keberangkatan. 


Istri saya, menantu dan cucu menjelang naik kereta Argo Semeru 

Memasuki gerbong kereta, saya melihat betapa rapi, bersih, sejuk di dalam ruangannya. Benar-benar akan membuat para penumpang nyaman selama dalam perjalanan.

Ruang kereta Argo Semeru yang bersih, sejuk dan nyaman 

"Ayo kita traveling...!"

Terus terang yang saya khawatirkan kondisi cucu selama perjalanan. Khawatir kalau cucu tidak bisa anteng, tidak bisa tenang dan gelisah. 

Ternyata hal yang saya khawatirkan itu tidak terjadi, cucu saya riang selama perjalanan, bahkan sepertinya menikmati perjalanan. 

Ini foto-foto perilaku cucu yang lucu dan menggemaskan selama perjalanan berkereta. 




Ada saatnya cucu diberi makan, ada saatnya juga cucu tertidur dalam pangkuan neneknya yang mengantuk...

 

Jam 14.45 sampailah kami di Stasiun Madiun. Hal pertama yang saya rasakan ketika turun dari kereta adalah betapa panasnya udara Madiun. 


Panas yang menyengat mungkin saja  disebabkan oleh hujan yang sudah beberapa saat tidak turun. Karena udara normalnya tidak panas menyengat seperti itu, demikian penuturan besan.

Perjalanan menuju kediaman keluarga besar besan memakan waktu hampir 2 jam. Untungnya tidak ada kemacetan lalu-lintas. Hanya udara panas yang cukup membuat pakaian basah dengan keringat dan membuat letih perjalanan.


Sekitar jam 17.00 kami melewati gerbang Desa Jurug, Sooko dan beberapa saat kemudian sampailah ke kediaman keluarga besar besan.

Selamat Datang di Desa Jurug

***

Alhamdulillah perjalanan lancar dan tidak ada hal-hal yang menghambat dan diakhiri dengan penerimaan keluarga besar besan yang ramah dan hangat; kesemuanya melupakan penat dan letih selama perjalanan.

Terakhir, keluarga besar besan telah mempersiapkan upacara bagi cucu, Upacara "Tedhak Siten", yaitu upacara menapak tanah pertama bagi anak.

Bagaimana pelaksanaan Upacara "Tedhak Siten" akan saya tuliskan dan share nanti.

Ponorogo, 18 Desember 2023

Komentar

  1. Asal usul nenek moyang wak dulu dari Ponorogo
    Tapi wak tak pernah sampai sana
    Ramai jawa Johor asal Ponorogo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ini menarik Wak, saya penasaran kira-kira kapan nenek moyang Wak pindah dari Ponorogo ke Johor? Saya baru tahu juga kalau di Johor banyak orang Jawa.

      Kapan-kapan berkunjung ke tanah leluhur di Ponorogo Wak.

      Salam,

      Hapus
  2. Cakeeeepnya cucu mas asa 😍👍. Ini mah kakek nenek di Ponorogo bisa berat ngelepasin cucu pas pulang ntr 😄. Saya belum pernah ke Ponorogo. Atau mungkin udah pas road trip, tp cuma lewat . Pengen juga bisa eksplor kotany

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih Mbak, cucu & ibunya baru akan pulang setelah tahun baru.
      Kalau saya ini kali yang kedua saya ke Ponorogo. Tapi belum sempat juga explor lebih jauh. Moga kali ini bisa kinjungi banyak tempat menarik disini.

      Salam,

      Hapus
  3. Lucunya pak cucunya,, ini perjalanan pertama dia yang terjauh mungkin ya pak...syukurnya dedek bayi juga anteng, alhamdullilah banget, iya di keretanya juga karena adem ya pak, jadi ga rewel...Ponorogo itu yang terkenal dengan budaya reog Ponorogo nya ya pak kalau gak salah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak ini perjalanan jauh pertama untuk cucu saya. Alhamdulillah selama perjalanan sampai tujuan cucu anteng.

      Ponorogo memang terkenal dengan budaya reog nya, jadi sering disebut sebagai kota reog. Selain itu juga Ponorogo mendapat sebutan kota santri, karena banyaknya pesantren berdiri disini.

      Salam,

      Hapus
  4. Waaah waah waahhh....Bapak yg satu ini memang luar biasa...cepet banget karyanya terpublish....sehat sehat selalu ya pak, salam dari Citayam..Bogor

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hanya ngisi waktu luang aja Pa, disela dingin udara malam disini.

      Salam,

      Hapus
  5. Alhamdulillah perjalanan lancar sampai Ponorogo dari Stasiun di Madiun ya pak. Memang was-was kalo bawa anak kecil, takut rewel di jalan. Untungnya cucunya nurut selama perjalanan.😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas Alhamdulillah perjalanan lancar, walau panas yg luar biasa dalam perjalanan berkendaraan menuju rumah keluarga besan.
      Benar yg saya khawatirkan kondisi cucu, tap baik-baik saja selama perjalanan.

      Salam,

      Hapus
    2. Iya pak, akhir akhir ini kok malah panas banget dan juga tidak turun hujan lagi ya, padahal bulan Desember yang identik dengan musim hujan bahkan banjir.

      Gimana upacara Tedhak Siten nya pak?

      Hapus
    3. Iya setelah kemarau panjang, senpat turun hujan. Tapi tidak lama. Petani² di Ponorogo kemarin bercerita sudah 15 hari tidak turun hujan, berakibat pada tanah sawah yang pecah2 dan twntunya kerugian karena ausah mengeluarkan biaya untuk menanam dan merawat.

      Alhamdulillah upacara tedhak siten berjalan lancar. Besok2 saya tuliskan di blog.

      Salam,

      Hapus
  6. Jauh juga ya perjalanan naik Kereta Argo Semeru lebih 8 jam. Naik keretapi paling mudah tidak perlu memandu jauh. Tambahan 2 jam lagi untuk sampai ke rumah besan. Mujur tidak macet. Pasti keluarga besan gembira dapat bertemu cucu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak jarak sangat jauh, dan ini perjalanan jauh pertama bagi cucu saya. Dan sangat nyaman selama perjalanan dalam kereta.
      Hanya dalam kendaraan agak repot kkarena panasnya udaraz tapi baiknya tidak ada kemacetan.

      Salam,

      Hapus
  7. amboiiii sukanya diaaaa dapat jalan jalan naik tren yaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali Mbak, cucu saya demikian senang dan ceria sepanjang perjalanan berkereta.

      Salam,

      Hapus
  8. coach kereta api kelihatan sangat selesa dan nyaman. kelihatan seperti coach baru pun ya juga ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Says baru pertama kali naik kereta Argo Semeru ini Mbak dan ya betapa rapi, bersih dan tertata baik bagian dalam gerbongnya.

      Salam,

      Hapus
  9. wahhhhh sukanya diaaa dapat jalan-jalan naik kereta apiiii ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak cucu demikian senang dibawa naik kereta jarak jauh untuk pertama kali ini.

      Salam,

      Hapus
  10. Senangnya bisa jalan jalan bersama cucu, anak dan menantu ya Bapak. Dan alhamdulilah acara slamatan tedhak sitennya berjalan khidmad dan lancar. Aku dan suami juga kepengen jalan jalan ke Jawa Timur kapan kapan Pak, tapi masih ngerange-range kapannya hehe. kira kira kalau ke Ponorogo tuh tempat tempat menariknya apa saja ya dan kuliner khasnya ada apa aja ya Pak 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak senang banget bisa berjalan-jalan sama cucu mengunjungi kakek neneknya di Ponorogo.
      Kapan-kapan boleh berkunjung ke Ponorogo Mbak. Saya baru yang kedua kali kemari. Kali ini sempat mengunjungi tempat wisata diantaranya Telaga Ngebel di Ponorogo dan Telaga Sarangan di Magetan. Kalau kuliner saya hanya semoat menikmati sate ayam Ponorogo yang terkenal. Disana ada Kampung Sate dengan banyak pedagang sate berkumpul disana.

      Salam,

      Hapus
  11. tak sabar rasanya mahu tahu kisah Upacara "Tedhak Siten"...perkara yang benar baharu buat saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tedhak Siten ini upacara yang baru pertama kali saya ikuti juga, Mas.
      Nanti saya akan posting lengkap dengan foto-fotonya sesampainya saya di rumah.

      Ini saya masih dalam perjalanan pulang dari Ponorogo ke Sukabumi, Mas.

      Salam,

      Hapus
  12. cucunya keren om. Diajak perjalanan jauh tidak rewel dan bisa menikmati perjalanan.
    Pasti kakek-neneknya seneng banget bisa dikunjungi sama cucunya. Apalagi ini merupakan kunjungan pertama si cucu.

    aku belum pernah ke ponorogo. Cuma sampai perbatasan wonogiri-ponogoro. Sebelum sampai ponorogo malah putar balik dulu.

    Ditunggu cerita selanjutnya tentang ponorogo om asa. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang saya khawatirkan dari awal perjalanan kondisi cucu ini, Mas. Tapi ternyata dia enjoy selama perjalanan, terutama saat dalam kereta yang nyaman.

      Kapan-kapan Mas main ke Ponorogo, sepertinya banyak hal-hal menarik yang dapat di-explore disana.

      Salam,

      Hapus
  13. Syukur cucunya bapak keliatan senang sekali ya...lucu banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, cucu saya senang selama perjalanan.

      Tingkahnya lucu dan menggemaskan terutama saat dalam kereta.

      Salam,

      Hapus
  14. subhanallah..comel cucunya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak cucu sedang lucu-lucunya dan menggemaskan.

      Salam,

      Hapus
  15. seronok ya cucu pulang ke kampung.. anak saya masih belum pernah naik keretapi di malaysia mahupun di indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru Mbak sepanjang perjalanan dalam kereta, cucu tampak senang dan gembira.

      Salam,

      Hapus
  16. Jauhnya perjalanan, 8 jam lebih juga ya. Comel cucu Pak Asa. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak perjalanannya jauh. 8 jam dengan kereta ditambah 2 jam berkendaraan untuk sampai di rumah keluarga besan.

      Salam,

      Hapus
  17. gemes dan lucu cucunya pak
    terus happy juga ya diajak naik kereta meskipun perjalanan di kereta lumayan lama juga buat ukuran bayi
    aku ke Ponorogo baru sekali aja, dan itupun waktu masih kuliah di Malang dulu

    Aku berpendapat sama dengan pak Asa, kalau cuaca di Madiun panass, dulu pernah kesana dan merasa kotanya seperti gersang gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak cucu senang selama perjalanan berkereta 8 jam, malah gak bisa diam ada saja yang dilakukannya.
      Nah, kalau saya ini kali kedua ke Ponorogo. Yang pertama 5 tahun lalu saat lamaran.

      Iya Madius panas luar biasa. Saya gak tahu apa ini suhu panas yang normal disana atau hanya karena kemarau panjang saja...

      Salam,

      Hapus
  18. Cuaca memang sedang panas-panasnya Pak. Catatan perjalanan yang menyenangkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul Pak panas sekali terasa terutama saat baru turun dari kereta.
      Perjalanan yang menyenangkan dan perjalanan jauh yang pertama untuk cucu saya.

      Salam,

      Hapus
  19. iya pak, tanggal 10/2022 aku udh smpe di Ponorogo dari Jaksel naik kereta.. pulangnye mampir di Solo dan Jogja..

    https://antaradohadanjakarta.blogspot.com/2022/10/ponorogo-balik-kampung-journey-begins.html?m=1

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah surprise, ternyata Wak keturunan dari Ponorogo. Jadi sudah 2 blogger, termasuk Wak, yang keturunan Ponorogo yang sekarang tinggal di Malaysia.

      Saya sudah baca 2 posting Wak tentang perjalanan ke Ponorogo. Rupanya sempat berkunjung juga ya ke Telaga Ngebel. Saya pun sempat ke Telaga Ngebel, tapi belum saya posting disini.

      Pulang dari Ponorogo saya naik bus Agramas. Sama saya juga naik bus itu saat pulang.

      Tapi Wak tidak jelas ya asal-usul dari Ponorogo bagian mana? Sayang sekali ya Wak.

      Salam,

      Hapus

Posting Komentar

Terimakasih telah singgah dan membaca tulisan saya. Bila berkenan, silahkan sahabat tinggalkan komentar. Cepat atau lambat saya akan membalas komentarnya dan mengunjungi blog sahabat.

Mohon ma'af komentar yang menyertakan link hidup akan saya hapus.