Papajar


Minggu-minggu yang semakin mendekati bulan Puasa, ramailah kotak pesan di gadget. Banyak pesan yang masuk. Ada pesan dari grup Silaturahmi Keluarga, dari komunitas A, dari grup Reuni Sekolah… dan semakin banyak terlibat dalam satu grup atau kelompok, bisa dipastikan semakin banyak pesan yang masuk.

Pesan-pesan yang masuk itu, walaupun disampaikan dalam gaya bahasa berbeda, kalau diringkas intinya sama yaitu hanya ingin mengatakan, “kapan kita akan papajar?

Mungkin tradisi papajar terdengar asing bagi masyarakat di wilayah lain. Tapi tradisi tersebut sangat akrab bagi masyarakat Sukabumi dan Cianjur dan kemungkinan juga untuk masyarakat yang berada di tatar Sunda lainnya.

Istilah papajar berasal dari dua suku kata bahasa Sunda, “mapag” dan “pajar“. “Mapag” dalam bahasa Indonesia berarti “menyambut”, sedangkan “Pajar” berarti “fajar” – dalam hal ini bermakna “bulan” – atau lebih jauh maknanya “bulan Puasa”. Jadi istilah papajar maksudnya adalah “menyambut bulan puasa“.

Acara inti papajar sebenarnya adalah saling memaafkan sesama anggota keluarga, grup atau komunitas dan dilanjutkan dengan makan bersama. Biasanya pelaksanaannya dilakukan di area publik terbuka seperti di taman rekreasi. Tapi hal ini tidak mengikat, bisa saja dilaksanakan di rumah salah satu anggota grup atau komunitas.

Nah, grup Silaturahmi Keluarga saya minggu lalu melaksanakan papajar di salah satu taman rekreasi yang ada di wilayah Sukabumi, yang jaraknya tidak begitu jauh dari kebanyakan rumah anggota grup. Tapi ada juga anggota keluarga yang datang cukup jauh, dari Bandung.

Hidangan untuk makan bersama telah tersaji dan cukup beragam. Untuk menu makan sudah siap santap mulai dari ayam goreng, tempe goreng, tumis oncom, terong balado sampai dengan goreng jengkol. Sedangkan untuk cemilan dan sajian penutup ada basreng (alias baso goreng) pedas, cilok bumbu kacang dan puding.

Ini sajian hidangan makan yang sangat mengundang selera dan bikin lupa program diet yang sedang dijalani… 🙂

Sajian makanan untuk acara papajar

Setelah acara pembuka, berdoa dan bersalaman untuk saling memaafkan, sajian makanan menjadi sasaran untuk segera disantap dan dinikmati.

Sayangnya foto saat makan bersama tidak bisa ditampilkan disini. Kebanyakan anggota grup Silaturahmi Keluarga merasa keberatan. “Malu ah…“, katanya.

Sebagai gantinya saya sertakan foto sebagian anggota grup Silaturahmi Keluarga saat usai acara papajar.

Foto bersama usai papajar

Teman-teman blogger, apakah ada kegiatan semacam “papajar” di daerah tempat tinggal teman-teman?

Akhir kata, mohon maaf lahir dan batin dan selamat menjalankan ibadah Puasa.

Sukabumi, 21 Maret 2023

Komentar

  1. bahraru saya tahu maksud papajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas demikian nama kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat disini menjelang bulan Ramadhan.

      Salam,

      Hapus

Posting Komentar

Terimakasih telah singgah dan membaca tulisan saya. Bila berkenan, silahkan sahabat tinggalkan komentar. Cepat atau lambat saya akan membalas komentarnya dan mengunjungi blog sahabat.

Mohon ma'af komentar yang menyertakan link hidup akan saya hapus.