Keluarga Besar

Keluarga Kakek, Sukabumi 1952


Pada tulisan ini yang saya maksud dengan keluarga besar adalah satu keluarga dengan jumlah anak lebih dari, katakanlah, 3 orang anak. Sebenarnya angka 3 tersebut tidak berpatokan dari data yang valid, hanya perkiraan saja setelah melihat dan memperhatikan beberapa keluarga, baik keluarga saudara - saudara maupun keluarga tetangga sekitar rumah. 

Ya, keluarga-keluarga saat ini kebanyakan merupakan keluarga kecil dengan jumlah anak rata-rata hanya 2 atau 3 orang anak saja. Hal ini sangat jauh berbeda dengan keluarga kakek saya.

Bayangkan saja keluarga kakek dari garis bapak memiliki jumlah anak sebanyak 10 orang anak, dengan 2 anak meninggal saat masih kecil. Sedangkan keluarga kakek dari garis ibu memiliki 7 orang anak. Luar biasa.

Foto diatas adalah foto lama dari keluarga kakek dari garis bapak. Pada foto tampak 7 orang anak, 1 orang anak bungsu belum dilahirkan pada saat itu. 

Foto tersebut diambil di Sukabumi pada tahun 1952. Yang saya beri tanda lingkaran hijau adalah bapak saya saat itu usianya baru 12 tahun.

***

Rupanya ada indikator untuk mengukur jumlah anak rata-rata. Indikator tersebut adalah Total Fertility Rate (TFR).

Total Fertility Rate (TFR) adalah jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan selama masa reproduksinya.

Untuk kasus di Indonesia, angka TFR untuk tahun 2022 sebesar 2,1. Ini berarti rata-rata satu perempuan melahirkan 2 orang anak selama masa suburnya. Angka TFR ini telah jauh berkurang dibandingkan angka TFR pada tahun 1960 sebesar 5,67 yang mencerminkan bahwa rata-rata satu perempuan melahirkan 5 sampai 6 anak sepanjang masa suburnya.

Lebih jelasnya, lihat grafik dibawah ini:

TFR Indonesia | Sumber: dataindonesia.id

Menurunnya angka TFR tak lepas dari upaya Pemerintah melalui program Keluarga Berencana (Family Planning) yang dicanangkan pada tahun 1970.


Program Keluarga Berencana digalakkan dengan slogan "Dua anak cukup", kemudian dilengkapi menjadi "Dua anak cukup, laki-laki atau perempuan sama saja", kemudian pada tahun 1990-an slogannya menjadi "Dua anak lebih baik".

Sebagai catatan akhir, angka TFR yang terus menurun - dari 5,67 pada tahun menjadi 2,1 pada tahun 2022 - merupakan prestasi dan keberhasilan dari program Keluarga Berencana.

Sukabumi, 21 Mei 2023

Komentar

  1. Selamat datang di blogspot pak Asa😀...kalau orang-orang jaman dulu memang banyak anak ya pak..slogan banyak anak banyak rejeki seringkali terdengar..barangkali juga karena KB belum seramai saat ini..kalau sekarang dua anak lebih baik..iya juga sih ..apa"serba mahal..gak tau puluhan tahun ke depan seperti apa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah iya terima kasih Mbak atas sambutannya di blogspot juga terima kasih karena Mbak yang pertama berkomentar disini.
      Slogan zaman dulu 'banyak anak, banyak rezeki' ya Mbak jadi banyak anak saat itu jadi hal yang lumrah.
      Sekarang zaman berganti, ada pogram dan sarana juga dari pemerintah, jadi deh 'dua anak cukup'...apalagi dikaitkan dengan beban biaya pendidikan, misalnya.

      Terima kasih kunjungannya Mbak.

      Salam,

      Hapus
  2. Sy thn ini umurnya 42 dan anaknya 4... kira keluarga besar jugak kan? 6 org 1 keluarga termasuk ayah ibu.. kalau anaknya 2 saja mmg sy rasa sunyi sbb kalau sy sendiri adik-beradiknya 6 tp bergantung juga rezekinya dr Allah kan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mempunyai 4 anak ya Mbak. Termasuk keluarga besar juga Mbak terutama dengan adik-beradiknya sebanyak 6 orang.
      Banyak juga yang bilang, sunyi bila anak hanya 2. Terutama saat nanti anak-anak sudah berkeluarga.
      Tapi saya belum periksa, berapa TFR di negara Mbak...

      Salam,

      Hapus
  3. Ngeblog itu bermanfaat Pak. Terima kasih atas catatannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Selain bisa berbagi apa yang saya temukan/pikirkan juga menambah wawasan juga atas apa yang sahabat-sahabat blogger tuliskan di blog nya.

      Salam

      Hapus
  4. Thanks following my blog. Baru hari ni saya bisa follow blog ini kerna baru dapat lihat. Bagus contentnya. Teruskan menulis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas following back nya, Mbak..Terima kasih juga atas kunjungannya ke blog sederhana ini.
      Insya Allah tetap menulis.

      Salam,

      Hapus
  5. Sama jugak di Malaysia, rata-rata keluarga sekarang ada 2-3 orang anak, paling ramai 5 orang anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah sama di Malaysia juga ya Mbak.
      Penasaran, apa di Malaysia ada juga program pemerintah seperti Keluarga Berencana (Family Planning) disini?

      Salam,

      Hapus
  6. Saya punya anak 2. Satu cewek satu cowok. Kini tambah 5 cucu, 2 menantu. Jadinya 11. Lumayan. Udah berhak menyandang status keluarga besar ya, Mas Asa. He he ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Nur jumlah anaknya ideal. Jadi masuk kategori "keluarga kecil". Tapi kalau bersama menantu dan cucu jadi "keluarga besar".
      Nah Mbak, kalau anaknya banyak kita sebut "keluarga besar". Kalau nanti ditambah menantu dan cucu jadinya "keluarga besar sekali" ya Mbak...hehehe

      Salam,

      Hapus
  7. Beda dengan zaman dulu ya mas.😁. Saya sendiri hanya ada 2 anak. Padahal mama saya anak ke 12 dari 13 sodara 🤣🤣🤣🤣. Aku ga kebayang itu nenekku melahirkan gimana sampe 13 🤣. Makanya di umur segini aku udh punya cucu, karena sepupuku aja ada yg seumuran Ama mama 😄.saking gedenya circle mereka. Soalnya beda umur mama dengan kakanya yg paling tua itu 20 THN lebih wkwkwkwjwk. Wajar aja ada sepupu ku yg usianya sama dengan mama.

    Kalo skr, ga kuatlah punya anak segiti. Ga ada lagi tagline banyak anak banyak rezeki. Justru tanggung jawabnya makin gedeee 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, berarti kakeknya mempunyai 13 anak ya Mbak. Luar biasa keluarga besar. Gak kebayang deh betapa ramainya kalau semua anggota keluarga sampai cucu berkumpul.
      Betul Mbak, saat ini orang-orang berpikir mengenai beban tanggung jawab membesarkan anak yang dirasa kian berat. Sehingga keluarga kecil merupakan pilihan rasional.

      Salam,

      Hapus
  8. Program keluarga berencana dan pencegahan pernikahan dini perlu disosialisasikan lagi. Hal itu untuk menghasilkan keluarga yang berkualitas.

    Di era sekarang masih banyak terjadi pernikahan usia dini. Bukan pada usia yang dianjurkan oleh pemerintah untuk menikah.

    Sering dengar cerita tentang silsilah keluarga yang memiliki banyak anak. Semakin dirunut terlihat semakin panjang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya jadi kepikiran Mas, dulu rasanya sering banget saya mendengar lagu keluarga berencana di radio ataupun di tvri. Sekarang koq jarang saya dengar. Padahal ini salah satu bentuk sosialisasi juga ya.

      Salam,

      Hapus
  9. Bapakku juga keluarga besar Pak Asa, bapakku 10 bersaudara, tapi sebenernya 11, satu adik bapak yang paling bungsu kayaknya meninggal pada saat masih bayi, jadi bener keluarga besar, karena jumlah saudara bapakku ada 9...paling seneng kalau pas dolan ke rumah kakek aku ngliatin foto foto keluarga dan bapak ibuku pada saat masih kecil atau remaja dengan adik dan kakak yang banyak banget hehhe ...dan aku ngematin posenya vintage gitu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah keluarga besar dong Mbak.
      Pernah kumpul seluruh saudara bapak gak Mbak, bersama suami/istrinya dan anak-anaknya? Ramai banget ya Mbak.
      Boleh tuh Mbak kapan-kapan di foto-foto keluarga masa lalu nya di posting. Saya suka melihat foto-foto vintage begitu.

      Salam,

      Hapus
  10. Dulu anak ramai boleh saja kerana kos hidup belum tinggi...sekarang dua atau tiga anak sudah mencukupi...paling ideal kalau dua orang sepasang...lelaki dan perempuan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mas pada akhirnya pertimbangan ke biaya hidup, termasuk biaya pendidikan, menjadi pertimbangan utama dalam berkeluarga saat ini.

      Salam,

      Hapus
  11. Pak Asa, izin berkunjung ke rumah barunya. Blog nya yang ini sudah saya masukkan ke blogroll juga.

    Kalau ngomongin keluarga, mama saya bersaudara juga tujuh orang, sedangkan bapak saya ada enam bersaudara. Tapi semakin kemari sepertinya orang orang lebih memilih keluarga kecil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas atas kunjungan ke rumah baru yang baru pindah ke blogspot. Masih agak bingung bermain di blogspot karena sekian lama di wordpress.

      Wah, berarti keluarga kakek nya baik dari garis bapak maupun ibu termasuk keluarga besar ya Mas. Masih suka berkumpul seluruh anggota keluarga kakeknya, utamanya saat lebaran? Kalau kumpul semua beserta pasangan dan cucu-cucunya pasti meriah sekali ya Mas.

      Salam,

      Hapus
  12. Kalau saya terdiri dari lima bersaudara
    iya ya, sekarang rata-rata punya anak cukup satu atau mungkin dua
    jarang banget yang sampai tiga
    mungkin itu keberhasilan dari pemerintah dalam program KB

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, keluarga besar juga ya Mas. Pasti rame pas kumpul semua lima saudara beserta pasangannya dan anak-anaknya, biasanya di momen Lebaran.
      Setuju dengan keberhasilan program KB yang angka TFR baru tercapai pada tahun 2022 setelah program ini di launch tahun 70'an.

      Salam,

      Hapus
  13. Keluarganya Pak Asa sama dengan keluarganya Kakek Nenek saya dulu. Anaknya ada 10, jadi keluarga kita benar2 keluarga besar yang kalo ngumpul udah kayak 1 RT hhehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama keluarga besar ya Mbak...
      Hehehe...betul kalo kumpul ramai seperti 1 RT... Yg repot kalo Lebaran Mbak, harus siapkan banyak amplop hadiah lebaran buat keponakan-keponakan...

      Salam,

      Hapus
  14. saya lahir kurang lebih 50 tahun setelah foto itu diambil, rasanya begitu penasaran dengan kehidupan jaman dulu, saat diri sendiri belum ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, Mas masih muda banget...
      Tentang kehidupan masa lalu...sejauh yang saya alami, begitu indah...masih jauh dari kemajuan teknologi...kalau dipikir-pikir sih suatu masa kehidupan yang "romantis".

      Salam,

      Hapus
  15. orang dulu suka anak ramai sebab bagi mereka anak anak adalah rezeki. orang sekarang ada juga yang suka anak ramai tapi disebabkan situasi ekonomi, jadi anak 2 orang pun dah terasa bebanannya...

    p/s foto tu diambil tahun bila, mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mbak. Ada pergeseran cara pandang antara orang dulu dan sekarang. Tapi mungkin yang berpengaruh adalah situasi ekonomi sehingga 2 orang anak cukup.

      Itu foto tahun 1952, Mbak.

      Salam,

      Hapus
    2. wahhhh dah lbh 70 tahun👍👍👍

      Hapus
    3. Ya Mbak, usia fotonya sudah tua sekali.
      Tapi masih bagus, hanya beberapa titik saja yang sudah pudar warnanya.
      Sampai sekarang foto tersebut masih tergantung di dinding di rumah orang tua saya.

      Salam,

      Hapus
  16. Iya yaa, orang zaman dulu memang punya anak yg banyak yaa. Bapak saya 9 bersaudara. Tapi saya cuma 2 bersaudara hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mas, rata-rata keluarga dulu beranak banyak.
      Sama ya keluarga kakek kita beranak banyak.

      Salam,

      Hapus
  17. Selamat datang di blog spot pak.😀

    Kalo jaman dulu menurutku hal biasa sebuah keluarga memiliki banyak anak. Kakek istriku punya anak 11, meninggal 1 jadi yang hidup 10. Dari nenek ada 10 juga. Kalo dari kakekku dari ibu sedikit sih, cuma 7 orang, yang meninggal 1 jadi yang hidup 6. Kakek dari bapak ada 8.

    Kalo lebaran capek silaturahmi nya, ngga cukup sehari.😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas. Iya nih saya jadi main di blogspot setelah melihat kebanyakan teman-teman bermain di blogspot.

      Benar Mas, zaman dulu beranak banyak suatu hal yang lumrah. Mirip ya keluarga kakeknya seperti juga keluarga kakek saya.

      Salam,

      Hapus

Posting Komentar

Terimakasih telah singgah dan membaca tulisan saya. Bila berkenan, silahkan sahabat tinggalkan komentar. Cepat atau lambat saya akan membalas komentarnya dan mengunjungi blog sahabat.

Mohon ma'af komentar yang menyertakan link hidup akan saya hapus.

Keep writing and happy blogging!